semakin aku sadar

(pt. dirgantara indonesia pada masanya)
bicara ini itu sama oprator, aku mulai membiasakan diri di dunia kerja. membaca bagaimana sikap kerja orang…
pt. dirgantara indonesia … perusahaan keren pada masanya. tahun 1985, sepuluh mesin menufaktur sebesar rumah didatangkan dari luar negeri beserta dengan insinyur bule-nya. tidak cuma itu, perusahaan ini difasilitasi besar-besaran menjadi perusahaan pesawat terbang terdepan dengan masa depan cerah.
“tempatnya orang-orang pintar” kata masyarakat dulu. perusahaan ini membuat pesawat CN dengan harga yang berani banting daripada harga-harga pesawat di luar negeri…. pada masanya. banyak sekali pesanan dari sana sini. namun, setelah belasan tahun beroperasi, konspirasi perdagangan (amerika, paling) menghancurkan perusahaan ini melalui titik-titik lemah manajemen pt. di.
tahun 2003 setelah krisis moneter, negara melakukan “penyelamatan” pada pt. di  , banyak pegawainya dirumahkan dan pemutusan hubungan kerja. dari penuturan beberapa orang survivor yang sekarang bekerja di bagian machining, kejadian tersebut adalah tragedi.
rasa ingin tahuku terhadap kejadian ini, buatku ingin bertanya sama pegawai senior di sini, tapi tetap saja. aku tak berani bertanya tentang masa kelam itu. wkwkwk. term kerja praktek yang bebas, memang bisa aku pakai untuk jalan-jalan dan ngobrol bareng pegawai di sana. aku jadi kenal perangai orang-orang.
memang betul kata sindud yang bilang “orang tuh beda-beda” dan beda-beda-nya orang memang berpengaruh sama hidupnya sendiri. diminggu kedua aku kerja praktek, aku sempat ngobrol dengan seorang pegawai senior yang hendak set-up tool. namun kuganggu. dan akhirnya kami ngobrol sampai berjam-jam. meski kutanya,
“pak ko nggak dikerjain sih? saya mau liat” namun dia berkata “ah, males saya. ini benda kerja operan dari mesin matec. harus di repair. bukan di repair deh.. itu ngerjain ulang.”
“oh, matec padahal mesin baru ya pak… ko bisa gagal gitu sih”
yah, pokonya kalau kucerritakan kami ngobrol apa waktu itu, bisa habis 3 rim hvs buat nulis percakapannya. dia cerita, kalau taun 85 dulu dia ikut masangin mesin gede ini. dan sekarang udah kaya anaknya sendiri. dia pernah jadi orang atas di pt.di (supervisor, yg emang kantornya di loteng) tapi dia gak suka kalau harus kerja rapi pakai kemeja dan sepatu mengkilat. masuk on-time tapi jatah lembur dibatas. akhirnya dia memutuskan untuk turun ke bawah lagi. tapi dia mengeluhkan gajinya yang kecil. sekarang dia punya anak yang kuliah di unpad keperawatan. saat pukul 11, datanglah head division sama supervisor yang negur bapaknya karena daritadi malah ngobrol sama aku. dia ditegur karena malah ngobrol, karena gak pake wear pack, gak dan ngerokok di warehouse. (aku masih berdiri di sana saat kadiv dan supervisornya negur bapak itu) setelah mereka pergi, bapaknya malah pecicilan “orang baru dia! udah jadi manajer aja! anak itb sih ikatannya kuat, lulusan sana langsung jadi atasan di sini.” (ooh) ya, ngobrol sama bapak inni emang ceritanya pasti tentang rasa tidak puas, penyesalan dan imbauan (buat aku). aku kadang ngerasa gak enak juga ngedengernya.
hari ini, aku ngobrol dengan dua pegawai sekaligus. aku bahkan nggak tau namanya. dan emang aku gak nanya. (maaf, pak) awalnya ya biasa.. aku nanya mereka tentang apa yang sedang mereka lakukan, lalu aku liat NCOD dan mulai-lah ngobrol ngalor ngidul.
aku selalu percaya, kalau orang yang sudah tua paling senang bercerita, (karena itu emang metabolisme otak supaya ia tetap bisa mengingat dan terlatih) dan aku memang senang mendengarkan orang tua bercerita. (jadi kalau ada orang tua gak suka bercerita, dia belum tua). jadi tadi pegawainya yang muda satu, dan yang tua satu. anggap saja kusamarkan nama mereka (padahal emang nggak tau namanya).
(sori loh, tadi aku nulis udah panjang lebar tapi mendadak ilang) :( jadi aku harus mikir lagi nih buat nnulis ulang. tadi sih aku nulis pake perasaan, jadi pas ilang ngerasa kesel juga. mana aku belom mandi lagih.. hah… sial.
jadi tadi sebenernya aku pas ngobrol sama bapak yg muda tuh, tiba-tiba bapak yg tua nyamperin. aku dari minggu kemaren emang ngehindarin tu bapa-bapa soalnya mukanya galak (ohke ini agak kasar) tapi ternyata bapak itu kocak sumpah. dan baek. dia bahkan ngasih jatah makan siangnya buat aku. padahal aku nongkrong bukan di mesin dia. terus bapaknya tu ngasihin ke akunya bener-bener aku kaya dipaksa nerima (dengan senang hati pak!) dan dia gak beranjak dari tempat berdirinya sampe aku buka tu kotak makanan. (aku ngutamain perasaan nih, dan cuma setuju sama anaknya yang bilang “wah bapak hebat!”)
jadi cerita bapaknya menghadapi tragedi ini tuh, gini. waktu taun 2000-an beliau punya anak ke 2, dan minta istrinya untuk berhenti kerja. padahal waktu itu posisi istrinya udah lumayan tinggi. jadi supervisor yang mengepalai 800 pekerja garmen. perusahaan istrinya pun berat mau lepas beliau, dan dengan ultimatum “saya keluar, atau saya urus anak” itu lah, akhirnya istri bapaknya berhasil keluar dan jaga anak. namun… 2 minggu kemudian di tahun 2003, setelah krismon tak teratasi, negara berusaha “menyelamatkan ” pt. di dengan merumahkan, dan memutuskan hubungan kerja pegawai-pegawainya. bapaknya dirumahkan. disitulah tragedi-nya, ujiannya. kali ini ia tak ada pegangan sama sekali. istrinya sudah tidak bekerja di garmen, dan dia diirumahkan. namun tak lama dari saat itu, ia mendapat panggilan. ia bersyukur, meski hingga saat ini gajinya hanya 2 juta. dan dengan besar hati mengatakan pada istrinya “gajiku cuma dua juta sekarang” dan dia bilang “sebagai kepala keluarga, bapak gak boleh nyerah!” dan dengan 2 juta itu, bapaknya bisa bikin rumah, dan kosan. dia bilang, “bapak sekarang gak masalah gaji 2 juta, bapak juga nggak ngejar-ngejar dunia banget. bapak mah nggak cocok jadi pemimpin, bapak mah sukanya bekerja, keringetan. sehat, bapak tuh tipe pekerja!” jadi maksudnya, dia nggak begitu tergoda dengan jabatan tinggi dan meminpin terlalu banyak orang, tapi dia menyukai posisinya saat ini. dan menerima dengan lapang dada kalau gajinya memang 2 juta.
“panjang gausah dipotong, pendek gausah disambung”
gitu katanya, pepatah yang jadi pegangan hidupnya, ia lebih menyerupai air, aku pun kadang mikir, apa manusia harus selalu memiliki force, dan melawan arus? tapi kalimat itu bagiku memiliki force yang jauh lebih dari cukup untuk membuat seorang tetap istiqomah di jalannya.  ia menerima. dan tetap mengalir seperti air. karena bergerak berlawanan arah tanpa force yang cukup hanya akan membuatmu berjalan di tempat. dan bapaknya cerita kalau anak perempuannya punya doraemon sekamar. :D itu lucu, dan mukanya cuma kebingungan, kenapa anaknya suka doraemon. haha.
oh, dan bapa-bapa yang muda, yaaa.. dia nggak banyak cerita soal kehidupannya. tapi dia orang yang berusaha menyamankan diri di lingkungan kerja yang kejam ini. terbukti dari semua mesin yang aku kunjungi, cuma di mesin bapak ini, aku nemuin blower yang emang, aku jadi betah duduk di situ, dan dari 2 minggu aku kerja praktek di pt. di, aku baru kali itu, betah duduk di mesin, soalnya hawanya adem :D wkwkwk dan aku nongkrong disitu sampe jam 3, (bisa disebut karena adem, bisa disebut karena tadi aku dikasi makan siang)
hahaha, kayanya rasio kebahagiaan pegawai pt.di yang kuduga semuanya gak bahagia dengan gaji kecilnya, bisa kupatahkan :D, masih ada orang yang bahagia, ikhlas dan berjuang keras (atau memperjuangkan).
berbahagialah,,, jika tidak bisa, ikhlas-lah
jadi, aku sadar. entah sadar macam apa. meski kita sekarang berada dalam sebuah perahu yang besar, kita harus memiliki sampan-sampan kecil yang kita pimpin sendiri. kita tidak tahu, apakah perahu besar itu akan patah seperti titanic atau pecah seperti pt. di …
begitulah, pada masanya, iptn memang bak perahu raksasa dengan masa depan cerah. tapi perahu besar tidak diciptakan untuk lautan tenang. ombak bisa saja menghancurkannya. dan kita bagaimanapun juga harus memiliki sampan-sampan itu untuk selamat

Comments

Popular posts from this blog

WARJOK : great place to remember

pengalaman ke Giggle Box jatinangor

Sumedang Larang