I not supid
I Not Stupid
ketika kepintaran diagungkan
kebodohan memperlihatkan sisi lain dalam kehidupan
Film Singapura dengan judul I Not Stupid, mengisahkan tiga orang siswa EM3 yang berjuang keras mendapatkan prestasi akademis mereka di sekolah. Film yang digarap apik oleh sutradara Jack Neo ini betul-betul dapat membuat semua orang yang menontonnya menangis dan tertawa. I am Not Stupid menggambarkan bagaimana pola pendidikan yang berjalan di sekolah-sekolah di sana memberlakukan adanya pemisahan kelas berdasarkan kemampuan. jika kemampuannya diatas rata-rata ditempatkan di kelas EM1, siswa yang prestasi akademisnya sedang berada di kelas EM2, sedangkan siswa yang prestasi akademisnya kurang berada di kelas EM3. prestasi dan kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan yang didasarkan pada pelajaran matematika dan bahasa inggris.
Tokoh Liu Kok Pin, Terry Khoo, dan Bon Hock dalam film adalah siswa yang berada di kelas EM3. Liu Kok Pin adalah anak yang memiliki kemampuan Visual yang luar biasa. ia sangat pandai menuangkan idenya kedalam bentuk gambar, namun dia sangat tidak menyukai pelajaran matematika. sementara Terry digambarkan sebagai tokoh dengan karakter anak yang sangat patuk kepada orang tua. sampai demikian patuhnya, Terry menjadi sosok anak yang tidak memiliki sikap mandiri dalam mengambil keputusan. sedangkan Bon Hock adalah anak yang memiliki sikap mandiri dan solidaritas yang tinggi kepada temannya. Bon Hock pada dasarnya adalah anak yang pandai, hanya motivasi belajarnya sangat kurang.
prestasi ketiga anak ini sangat kurang dalam pelajaran matematika, tak pelak bila mereka mendapatkan ekspektasi yang rendah dari guru mereka di sekolah, bahkan dari orang tua mereka sendiri. atmosfir di kelas hanya nilai, nilai dan nilai. betapa kecemasan terus menerus menyelimuti ketiga anak ini setiap menghadapi ulangan di kelasnya. suasana seperti ini membuat mereka stressfull, menganggap bahwaq belajar adalah beban, dan nilai adalah tujuan akhir mereka. sampai pada akhirnya mereka menganggap segala cara sah demi mendapatkan nilai 9, termasuk menempuh jalan pintas dengan menyontek ketika ulangan.
dalam film ini digambarkan betapa orang tua dari Liu Kok Pin, Terry dan Bon Hock sangat berusaha mendorong anaknya agar mendapatkan nilai 9 dalam pelajaran matematika, sampai pada akhirnya cara yang keraspun dipakai oleh ibu Liu Kok Pin. semua ini berangkat dari pola pendidikan yang berjalan di Singapura bahwa seorang anak akan diakui kepandaiannya berdasarkan nilai matematika yang diperoleh di sekolah. akibatnya lagi, orang tua cenderung mendefinisikan 'keberhasilan' secara sempit yaitu nilai bagus, tidak ada yang lain. padahal ketiga anak ini mempunyai kemampuan di bidang yang lain. namun orangtua dan guru tidak melihat itu. orang tua seolah tahu apa yang terbaik untuk anaknya, hal ini dapat dilihat pada tokoh orangtua Terry yang selalu membatasi ruang gerak anaknya dan cenderung parrent centered instruction. kondisi tersebut sungguh membuat ketiga anak ini mengalami demotivasi dalam belajar. sampai pada akhirnya datang guru baru yang figurnya sangat berbeda dengan guru sebelumnya. sosok ibu guru baru ini dapat merubah atmosfer di kelas berubah.
Pendekatan yang dilakukan ibu guru ini sungguh luar biasa, sehingga Liu Kok Pin, Terry terlebih Bon Hock mempunyai paradigma lain tentang belajar matematika. dan seiring dengan itu, motivasi belajar mereka tumbuh. tapi usaha tinggal usaha, Liu Kok Pin tak dapat mencapai nilai yang bagus dalam ulangan, Bon Hock dengan mengejutkan mendapat nilai 9,2 dan Terry cukup senang dengan nilai 6,5. disamping itu, ternyata ibu guru ini memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswanyna dan melihat selalu potensi lain yang dimiliki siswanya. lebih dari itu, guru ini juga berusaha memfasilitasi siswa dalam menyalurkan kemampuannya. ia mengetahui bahwa Liu Kok Pin memiliki kemampuan visual yang luar biasa, sehingga ia meminta Kok Pin menggambar untuknya dan diam-diam ibu guru ini mengirimkan lukisan tersebut pada sebuah lomba menggambar tingkat internasional di Amerika Serikat. Liu Kok Pin meraih juara Runner Up. momen inilah yang mengubah pandangan tentang definisi 'keberhasilan' semua orang tua siswa yang lain.
ketika kepintaran diagungkan
kebodohan memperlihatkan sisi lain dalam kehidupan
Film Singapura dengan judul I Not Stupid, mengisahkan tiga orang siswa EM3 yang berjuang keras mendapatkan prestasi akademis mereka di sekolah. Film yang digarap apik oleh sutradara Jack Neo ini betul-betul dapat membuat semua orang yang menontonnya menangis dan tertawa. I am Not Stupid menggambarkan bagaimana pola pendidikan yang berjalan di sekolah-sekolah di sana memberlakukan adanya pemisahan kelas berdasarkan kemampuan. jika kemampuannya diatas rata-rata ditempatkan di kelas EM1, siswa yang prestasi akademisnya sedang berada di kelas EM2, sedangkan siswa yang prestasi akademisnya kurang berada di kelas EM3. prestasi dan kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan yang didasarkan pada pelajaran matematika dan bahasa inggris.
Tokoh Liu Kok Pin, Terry Khoo, dan Bon Hock dalam film adalah siswa yang berada di kelas EM3. Liu Kok Pin adalah anak yang memiliki kemampuan Visual yang luar biasa. ia sangat pandai menuangkan idenya kedalam bentuk gambar, namun dia sangat tidak menyukai pelajaran matematika. sementara Terry digambarkan sebagai tokoh dengan karakter anak yang sangat patuk kepada orang tua. sampai demikian patuhnya, Terry menjadi sosok anak yang tidak memiliki sikap mandiri dalam mengambil keputusan. sedangkan Bon Hock adalah anak yang memiliki sikap mandiri dan solidaritas yang tinggi kepada temannya. Bon Hock pada dasarnya adalah anak yang pandai, hanya motivasi belajarnya sangat kurang.
prestasi ketiga anak ini sangat kurang dalam pelajaran matematika, tak pelak bila mereka mendapatkan ekspektasi yang rendah dari guru mereka di sekolah, bahkan dari orang tua mereka sendiri. atmosfir di kelas hanya nilai, nilai dan nilai. betapa kecemasan terus menerus menyelimuti ketiga anak ini setiap menghadapi ulangan di kelasnya. suasana seperti ini membuat mereka stressfull, menganggap bahwaq belajar adalah beban, dan nilai adalah tujuan akhir mereka. sampai pada akhirnya mereka menganggap segala cara sah demi mendapatkan nilai 9, termasuk menempuh jalan pintas dengan menyontek ketika ulangan.
dalam film ini digambarkan betapa orang tua dari Liu Kok Pin, Terry dan Bon Hock sangat berusaha mendorong anaknya agar mendapatkan nilai 9 dalam pelajaran matematika, sampai pada akhirnya cara yang keraspun dipakai oleh ibu Liu Kok Pin. semua ini berangkat dari pola pendidikan yang berjalan di Singapura bahwa seorang anak akan diakui kepandaiannya berdasarkan nilai matematika yang diperoleh di sekolah. akibatnya lagi, orang tua cenderung mendefinisikan 'keberhasilan' secara sempit yaitu nilai bagus, tidak ada yang lain. padahal ketiga anak ini mempunyai kemampuan di bidang yang lain. namun orangtua dan guru tidak melihat itu. orang tua seolah tahu apa yang terbaik untuk anaknya, hal ini dapat dilihat pada tokoh orangtua Terry yang selalu membatasi ruang gerak anaknya dan cenderung parrent centered instruction. kondisi tersebut sungguh membuat ketiga anak ini mengalami demotivasi dalam belajar. sampai pada akhirnya datang guru baru yang figurnya sangat berbeda dengan guru sebelumnya. sosok ibu guru baru ini dapat merubah atmosfer di kelas berubah.
Pendekatan yang dilakukan ibu guru ini sungguh luar biasa, sehingga Liu Kok Pin, Terry terlebih Bon Hock mempunyai paradigma lain tentang belajar matematika. dan seiring dengan itu, motivasi belajar mereka tumbuh. tapi usaha tinggal usaha, Liu Kok Pin tak dapat mencapai nilai yang bagus dalam ulangan, Bon Hock dengan mengejutkan mendapat nilai 9,2 dan Terry cukup senang dengan nilai 6,5. disamping itu, ternyata ibu guru ini memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswanyna dan melihat selalu potensi lain yang dimiliki siswanya. lebih dari itu, guru ini juga berusaha memfasilitasi siswa dalam menyalurkan kemampuannya. ia mengetahui bahwa Liu Kok Pin memiliki kemampuan visual yang luar biasa, sehingga ia meminta Kok Pin menggambar untuknya dan diam-diam ibu guru ini mengirimkan lukisan tersebut pada sebuah lomba menggambar tingkat internasional di Amerika Serikat. Liu Kok Pin meraih juara Runner Up. momen inilah yang mengubah pandangan tentang definisi 'keberhasilan' semua orang tua siswa yang lain.
Comments
Post a Comment