“KAK!” tak kusadari aku berteriak dalam mimpiku. Diselimuti panas dan keringat dingin, kucoba memejamkan mata lagi. Tapi tak kunjung terlelap. Aku mengikat rambut panjangku dan duduk di tepian ranjang, selang infus membuatku meringis ngilu saat mengikatnya. Aku baru saja selamat dari oprasi SAR di gunung . Saat hujan lebat, aku terpisah dari temanku. Ada sebotol air bersih, secangkir beras, jaket, spirtus dan lainnya yang aku bisa mengingat. Entah kuambil persimpangan mana yang tidak kumengerti, seorang gadis sedang tersesat di gunung. sore itu, kehilangan jalan setapak. Hujan... kelaparan. Aku harusnya panik. Menangis dan berlari di sana mencari kawan. Aku bisa saja mati membusuk hingga jasadku tinggal tulang belulang di sini Kupaksakan diriku berteduh dalam cerukan batu, yang gelap dan menyeramkan. Aku harus meringkukan kakiku hingga terbungkus beku. Sore tiba-tiba menjadi gelap. Dalam mantel yang mulai mengembun. Kedinginan, kesulitan bernafas, dan kaki yang ke...