Buku terbuka

jika seseorang yang terbuka pikiran dan perasaannya diibaratkan buku yang terbuka, aku mungkin termasuk kedalam golongan buku tertutup dengan halaman yang terlipat. orang-orang bisa melihat sampulku dengan mudah. begitu mudah dikenali. tapi kebanyakan orang malas membuka halaman yang terlipat-lipat. ah, aku juga malas. jadi biarkan saja dilipat.

aku mungkin terkesan tertutup, tentang hidupku. apalagi kalau sudah ada yang tanya. aku nggak ingin jawab sebenarnya. hidup itu pertanyaan pelik, tentang apa yang pernah aku lalui, haruskah semua orang tahu?

kupikir mereka yang bertanya banyaknya tidak benar-benar ingin mendengar atau memahami sesuatu tentang aku. bertanya tentang sesuatu yang sakral, tentang pilihan-pilihanku dan campur tanyanNya, tanpa ada niat untuk mendengarkan? lebih baik senyumin aja. sebagai tanda hidupku luar biasa dan ngggak cukup sederet kata.

iya, itu pikiranku dulu. bagaimana aku bisa bercerita tentang aku jika sebenarnya aku melipat halamanku sendiri. menolak untuk membacanya kembali. dua kali interview  aku nggak lolos di tahap itu. cuma karena aku menolak untuk cerita tentang aku. dulu kupikir aku ingin teriak "tolong jangan tanya tentang itu... ibu jariku bahkan nggak boleh tahu apa-apa"

tapi itu dulu, tapi itu dulu...

dulu begitu nolaknya aku punya sekarung buku journal (jika dikarungin pakai karung kecil). begitu menolaknya, aku sering sendiri, cerita sama teman imajinasi, di tempat paling tersembunyi. cerita apa saja. sampai kupikir aku baik-baik aja (jika punya masalah).  sebegitunya? iya. . "kamu nggak punya perasaan, sol" ... "kamu dingin"... "kamu nggak pernah senyum" ... "kamu aneh" jangan bilang gitu, aku makin senang kalau dibilang gitu. hahahaha.

kalau kamu menemukanku begitu sulit untuk dipahami, berbelit-belit atau mungkin tidak kamu mengerti. ketahuilah, aku juga mungkin sedang kesulitan untuk menemukan diriku sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

WARJOK : great place to remember

pengalaman ke Giggle Box jatinangor

Sumedang Larang