Nanti Kamu Bisa Apa?


rencana studi lanjut masih terbayang-bayang di halaman pikiranku. utamanya tentang bayaran, wkwk. rencana mau kuliah lagi tapi masih dibiayain sama orang tua. beraaaat pisan. apalagi kalau bandingin sama teman-teman yang sudah masuk kerja, dapat uang, bisa kirimin orang tua dan sodara-sodara, bisa nabung buat nikah, buat beli gawai mutakhir, perawatan wajah, pake uang sendiri.

aku seperti manusia beda dunia. sama khawatirnya saat pertama hendak merantau, dalam buku buku harianku, aku mencatat apa saja yang aku takuti, apa saja yang aku maui. seperti saat ini... aku harus mulai menulis poin poin apasaja yang kelak akan menguatkanku ketika mulai malas dan tak berdaya.

aku takut ditinggalkan orang tua. karena aku belum mandiri... secara finansial. wkwk. tapi kalau ninggalin orang tua mah, semanget banget. idih, pokonya ini sliweran banget deh. hnnng. di rumah nasi aja masih rebutan sama ayam. "nasi buat digoreng mana?" kata seseorang di dapurr suatu pagi, "udah dikasih ke ayam" kata seseorang menimpali. yaudah sarapan mie instan semua.

aku takut nggak punya teman di sana. bayanganku ketika orang orang menjauhiku begitu menakutkan, lebih menakutkan lagi ketika aku merasa aku tidak bisa berbaur orang-orang disekitarku.

aku takut imanku terkikis di sana. aku takut meninggalkan idelismeku, aku takut menjadi seseorang yang tak aku kenali.

aku takut nggak diterima, karena saat ini servernya lagi down dan aku belum klik submit di web nya. wkwkwk.

aku jadi banyak diam dan berpikir soal ini. aku akan jadi beban lagi. sementara orang tuaku cuma bilang setuju setuju aja, sementara lebih dari itu, ketika aku diperantauan, banyak sekali hal yang tidak aku tahui tentang rumah, tentang lelahnya abah, tentang keluhan keluhan mereka. dan semoga doaku jauh lebih tarik dari itu semua.

"setelah dua tahun kamu mau apa?" ujar umi suatu malam. pertanyaan yang tak pernah aku duga, dan aku cuma cengir cengir mikir dan nggak jawab apa apa. sebenernya sih aku maunya nikah, wkwk umurku berapa itu 2 tahun lagi? tapi kebayang kali kalo aku jawab gitu, ~buat apa kuliah dulu, kalo tujuannya mau nikah, mau cari jodoh di sana?~  oke itu jawaban benar tapi kurang tepat kayanya. sementara aku masih mikir apa yaa tujuanku setelah 2 tahun di sana.

aku merasa aku tidak mungkin untuk terjun ke dunia industri. mmm. maksudku, aku mungkin aja masuk, tapi keyakinanku selalu saja bilang kalau itu bukan tempatku dan mungkin aku akan segera mengimani itu... *eh. mungkin bagusnya begitu. jika tidak semua teknik mesin harus masuk industri, dimakanah letakku? padahal industri adalah sebuah tempat untuk menambah pengalaman dan pengetahuan. dan kelak aku akan mempertanggungjawabkan atas ilmu yang telah aku dapatkan. maksudku, aku bisa saja kerja di bank, atau jaga stand, atau jadi pramuniaga. tapi apa tanggung jawabku atas ilmu yang sudah dipelajari? itu loh bab elemen mesin yang bahas soal kekuatan rantai, atau mekanika struktur yang bahas soal kelenturan rangka... itu diapain sih? jadi sia-sia? katanya belajar bukan untuk ijazah tapi untuk cari ilmu. setelah lulus yang dipakai cuma ijazahnya aja, tapi ilmunya menguap gitu aja. aku nggak mau kaya gitu.

dan sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi semuanya. aku tidak memimpikan sesuatu setinggi langit, tidak juga memimpikan untuk jadi orang besar. aku lebih sering memimpikan sesuatu yang sporadis dan mengakar. sesuatu yang semua orang bisa lakukan, tapi tidak semua orang mau. padahal itu adalah hal yang kita butuhkan. tidak masalah jadi apasaja, semua orang itu berbeda.

amanat para pejuang kita, sarjana itu ilmunya harus narep ke masyarakat. kalau sekarang semua orang lebih memilih masuk industri dan beramal di bidang industri kapital. bagaimana nasib orang-orang margin? dulu aku sering bilang, tidak semua orang diciptakan untuk menjadi seseorang yang besar. beberapa diantaranya memang diciptakan untuk menjadi orang-orang kecil saja, mengurusi hal hal kecil. jadi penyapu jalan, jadi petugas kebersihan, jadi supir truk, jadi aku... :p

Comments

Popular posts from this blog

WARJOK : great place to remember

pengalaman ke Giggle Box jatinangor

Sumedang Larang