Negri Se'enaketek


ini bukan artikel ilmiah sih. cuma bla bla bla gemes kalau habis dengar berita tentang pemimpin.

aku sebenernya orangnya sabar, termasuk apatis sama hal-hal begitu. masa bodoh lah. gimana dia aja. aku manut manut aja lah. tapi ko lama-lama ya kalau dikomporin kompas terus aku jadi panas ih.

katanya kan kita harus mendukung kerja pemimpin, ojo kakean demo, ojo kakean protes, terus pengennya aku kudu piye?

kudu piye saat kupingku terlalu dimanja sama sesuatu yang enak didengar, terlalu dimanja sama janji janji manis.

"Harga daging sapi harus 80.000 rupiah" kata keteknya. iya, maniiis pisan janjinya, bikin tenang ibu ibu,,, dapur aman, lebaran nanti bisa ngrendang. nah, bagian dapur pemerintah daerah bagian dapur peternak dan petani tetep ribut teriak-teriak. "nggak bisa kalo jadi 80, teknisnya ngga seketek gitu." kata mayoritas orang, meski ada segelintir orang yang nyanggupin "70 juga bisa sih"

lalu diambilah jalan pintas sepintas pintasnya demi menyetabilkan harga dengan cara impor. dan jelas lah, impor adalah cara keji mencekik petani peternak. kebijakan diambil hanya dengan kajian seketeknya.

"kalau lihat SDM lulusan sana sini gelar panjang, harusnya indonesia nggak gini, harga daging nggak segitu." subsidi buat peternak itu miliaran loh, tapi nggak tau kemana uangnya. malah mitosnya memang sapi pasundan itu doyan makan semua. termasuk kuitansi negara :v ya kita tau lah kkn di negeri kita masih gitu rupa. orang yang dapet tender biasanya loh, biasanya ... karena ada unsur kedekatan secara famili, relasi, atau politik. bukan orang yang kapabel di bidangnya.

emang sih prosesnya panjang, dan kebanyakan orang teknis yang paham lapangan nggak suka koar-koar. nggak suka ngeluh ngeluh gini, apasih ngeluh juga nggak didengar. kita tau kan memang ada pepatah tong kosong nyaring bunyinya. tapi saat lihat orang doyan koar-koar tapi dengkulnya kosong diberi kemudahan segala-galanya. aishhhhh, mpet dah.

terus muncul lagi tentang penghapusan perda secara sepihak. siapa yang diuntungkan dari ini semua? apa ada yang merasa dirugikan? bahkan ibu ibu yang sayur hangatnya dirampas mendapat ganti rugi yang jauh lebih besar dari dagangannya sendiri. iya kan?!

negri ini terlalu seenak ketek. demi siapa?
di jaman sekarang, kalau nggak bersuara nggak akan kelihatan kayanya. intelek, praktisi mati-matian nguras perut supaya karyanya bisa membumi. tapi kita tau sendiri kan? mungkin sudah saatnya mencari haters supaya suara kita terdengar menggaung di negeri ketek ini.




Comments

Popular posts from this blog

WARJOK : great place to remember

pengalaman ke Giggle Box jatinangor

Sumedang Larang