aku hidup dimasa lalu, dan dia pernah hidup dimasa yang akan datang

Setelah memberi susu kepada ternak-ternak ku, dengan pakaian yang berbau ternak. Aku menyalakan laptop dan bersegera mendengarkan playlist kesanyanganku, yang berisi instrumen dari eropa. Karena hanya dengan itulah, jiwaku bisa merasakan ketenangan walau... pakaian ini masih bau sapi, ayam, jerami, dan kotoran mereka.

Aku menyadari, aku adalah bukan lagi seorang calon penulis, karena sedari usia taman kanak-kanak aku sudah bisa menulis, dan semenjak kelas 2 sekolah dasar, aku telah membuat cerpen, luar biasanya aku. Tapi aku seorang pembosan, aku tak pernah menyelesaikan satu cerpen pun, bagaimana aku bisa menjadi seorang penulis best seller kalau begitu? Ah, aku tidak tahu. Itu urusan Tuhan saja.

Yang aku lakukan dalam tulisan-tulisanku hanyalah berbicara dengan diri sendiri, tanpa memedulikan audiens, aku sangat egois dalam hal ini, tapi bagaimana, ya caranya supaya aku bisa berinteraksi dengan pembaca? Apa aku harus mulai menggunakan kata ganti yang tepat? Yang aku tahu itu adalah urusanku, bukan lagi urusan Tuhan. Tapi... baiklah aku akan mencoba menjadi seorang penulis yang baik.

Sedari awal aku ingin menceritakan masalah ini kepadamu, bro! Tapi, aku selama ini berpikir kalau aku tak akan pernah bisa berguna bagi orang lain kalau aku sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri. Sebenarnya aku sedang menangis ketika menuliskan ini, tapi aku tak tahu apa yang aku tangisi saat ini. Aku kehilangan hubungan dengan teman lamaku, kau tahu? Aku dan teman lamaku itu mungkin saja secara fisik berdekatan, tapi hati kita tak pernah bersama lagi, tak ada firasat tentang dirinya, dan aku benar-benar kehilangan. Setelah terjadinya hal itu, secara tak sadar aku bercerita kepada teman sebangku ku, dia anak yang sangat sangat baik yang pernah aku kenal, dia orangnya periang dan dia juga menyukai hal tulis menulis sama denganku. Kemarin aku menunjukan salah satu karyaku. Karyaku itu adalah kisah nyata dari masa laluku yang dengan begitu mudahnya aku tuliskan begitu mengalir, kisah tentang aku dan kakakku yang sering bermain layang-layang di tanah lapang yang dikelilingi tebing.

Lalu sehari setelah dia membacanya dia memberitahuku bahwa dia telah menyadari sesuatu. Dia berkata, “kamu dan aku mempunyai perbedaan yang saling bertolak belakang, kamu tahu apa?”
Lalu aku menjawab “tidak, beritahu aku!”
“kau hidup dalam masa lalumu, dan aku pernah hidup dimasa yang akan datang!!” dengan wajah yang misterius dia mengatakan itu tepat di depan wajahku.
“apa maksudmu? Aku tidak mengerti!”
“apa kau tidak menyadari mengapa kau bisa dengan mudahnya menuliskan masa lalumu secara detail? Dan perihal kucing, dan kamera yang pernah kau lihat saat masih bayi yang kau ceritakan padaku?” masih dengan wajah yang misterius, tapi dia manarik tubuhnya ke belakang.
“ya, lalu apa maksudnya dengan pernah hidup dimasa yang akan datang?”
“aku selalu memiliki firasat tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, dan semua itu adalah deja vu untukku!”
“oh, begitu pentingkah sampai kau mengernyitkan matamu?” setelah aku berbicara seperti itu kami pergi ke tempat duduk yang terpisah. Dan guru pun datang.
Sebenarnya ketika dia membicarakan hal itu, aku sadar! Dan semua memory berputar dalam otakku! Aku hampir menangis pada saat itu. Entah mengapa, aku tiba-tiba aku benar-benar sadar. Dan apa yang aku sadari adalah sebuah alasan.

***
Aku, begitu mudahnya mengingat masa lalu (jika ada hal yang begitu penting utamanya yang menyangkut perasaan, seperti aku kejadian aneh, hal-hal menarik) tapi sekarang aku begitu sulit untuk mengingat, pelajaran sekolahpun hanya untuk pada waktu itu saja, minggu depannya pasti aku sudah lupa lagi. Aku sering lupa menyimpan hal-hal kecil seperti pulpen, kaca mata, kamus elektrik, modem dan sebagainya.
Karena menyadari daya ingatku yang sangat lemah aku sering sekali membawa catatan dan pensil, dan aku mengorganisir kamarku, aku menempatkan satu benda pada satu tempat. Seperti kabel-kabel berada dalam kardus; peniti, kartu sim, ikat rambut, kamus elektrik berada di atas rak dekat lampu belajar. Dan modem berada di pinggir laptop; jadi semuanya akan tampak mudah bagiku. Tapi.. ketika suatu barang misplace. dan aku tidak menemukannya di tempat penyimpanannya, maka aku bisa sebut itu hilang, atau dicuri. Tapi kalau salah satu barang itu hilang, otakku sepertinya terinveksi virus, sistem otakku serabutan. Apalagi jika ada tekanan dari orang lain yang memaki aku untuk segera menemukan barangnya. Beban satu ton akan seperti menghimpit kepalaku dan lantai. Tuhan tolong aku!
Ketika sesuatu hal menyangkut perasaan, akupun akan dengan sangat mudah mengingatnya seperti halnya ketika aku sedang jatuh cinta, atau ketika kulitku sedang bersentuhan dengan orang yang aku sukai. Tapi, aku ingatkan kalian! Jangan sampai kalian membuatku sedih atau dendam, karena aku biasanya selalu mengingat hal ini. Orang lain biasanya akan segera memaafkan si pendosa jika ia meminta maaf, tapi tidak buat aku, aku hanya akan memaafkan jika aku bisa melupakan hal itu. Jika aku ingat akan hal-hal yang menyedihkan di masa lalu, aku biasanya menangis, dan anehnya aku selalu membereskan kamarku sebelum aku benar-benar menangis, mugkin aku ingin menemukan kenyamanan atau apalah aku tidak mengerti mengapa aku selalu melakukan hal ini.
Yang benar-benar kusadari adalah MUNGKIN jika otak ini diibaratkan harddisk, otakku sudah penuh dengan file-file lawas berdebu, hal-hal yang bisa di save hanyalah perasaan dan hal-hal menarik belaka, untuk pelajaran dan sebagainya diabaikan. Jadi aku sadar kalau aku harus segera memformat harddisk milikku ini! Atau segera mem back-up memory. Jadi,,, apakah aku harus menitipkan masa laluku kepada orang lain?
Satu hal lagi yang aku sadari... aku bukan lagi manusia anti sosial, terimakasih Tuhan!
Tak ada lanjutan dari kisah anehku kali ini, temanku pun mulai tersugesti jika ia hidup hari ini. Dia lebih baik, tapi tidak untuk aku.
7 february 2010

Comments

Popular posts from this blog

WARJOK : great place to remember

pengalaman ke Giggle Box jatinangor

Sumedang Larang