Posts

Showing posts from December, 2014

baper

ada kalanya manusia melewati masa-masa kritris masa-masa galau dan masa-masa muv on masa-masa baper dan gebet om om kumis tipis, atau om om brewok (ini apa banget -_-) / ini cerita baper, bawa perasaan. perasaan galau. gak melulu spesifik soal cowo. tapi iya sih. aku ragu mau posting nya juga. (lumayan postingan sampah buat ngimbangin taun 2012 yang punya 70-an posting.) jadi  ceritanya... aku keingetan... seberapa sukanya kita sama cowo... sampe deket kaya  sodara kembar... kalo bukan jodoh ya udah nanti dimudahkan kok muv on nya... semoga kita semua didekatkan dengan rahasia perasaan pada jawabannya. jawabannya kadang nyakitin. tapi bagaimanapun itu jawabannya.

Minggu lalu

Image
Minggu lalu aku masuk ke kehidupan malam keluarga ajaib... aneh Aku belum pernah bertemu keluarga seperti mereka. Lebih tepatnya selalu menghindar. Aku pergi rekreasi malam bersama mereka. Pertama kali masuk rumahnya aku disapa tante Sebut saja manajer rumah tangga keluarga ini. Belum tua, tapi terlalu tua untuk seusianya. Rambutnya blonde dengan poni se alis. Bulu matanya seperti kemoceng tempelan. Gurat pena mata menebalkan kelopak, malah bikin iritasi matanya sendiri. Bibirnya pulas warna pink muda, dan baju coklat keemasan dan celana press 3/4 ditambah wedges bling bling... Di garasi ada om yang sedang mengeluarkan mobil kecil mereka dari parkiran. Lelaki itu terlihat normal seperti seusianya. Saat masuk mobil, subwoofer berdengung keras dan audio mobil membuat kaca jendela bergetar getar sendiri. Aku tak suka... lagian, apa yang bisa dinikmati dari musik yang over desibel... tapi memaksa kepalaku sendiri mengikuti tempo beat nya. Saat lampu merah om akan memeriksa bb

Koki Kebab

Image
Malam kemarin saat lapar menyerang, aku dan lina pergi beli kebab di olive bang joe. Mungkin lina nggak terlalu merhatiin tukang kebabnya. Aku juga nggak seperhatian itu sama tukang kebabnya. Tapi kupikir dia orang yang paling menikmati pekerjaannya sebagai koki kebab. Ia memotong selada dengan cepat dan rapi, melipat daging dan sosis dalam selimut tortila berbentuk bundar dengan telaten seolah tortila itu adalah kain sutra yang mudah kusut kalau tak dilipat dengan baik. Ia menggoreng   kebab dengan perhatian penuh, tanpa memedulikan aku yang terus melihat tangannya gesit. Bahasa tubuhnya akan bergerak seirama   dengan apa yang sedang ia kerjakan menjadikannya seperti tarian koki mahir yang indah dipandang Aku terpana, dan berpikir kalau kebab yang dibuatnya akan jadi kebab paling enak di dunia. Kios kebab kecil yang dipimpin oleh kepala koki terhebat sedunia. Koki yang paling menikmati pekerjaannya meski dapurnya hanya sebatas sebuah kompor dan penggorengan saja. 

Hujan Lebat

Image
Jogja, 11 januari 2013 Pukul 5 pagi hujan masih turun dengan lebat. Suaranya berderu seperti alam sedang risau menunggu keputusanku untuk pergi kuliah atau tidak. Tapi tampaknya alam tidak mendengar kalau aku sudah mengatakan “Tidak akan kuliah hari ini”. Tapi aku tetap beranjak dari tempat tidurku, melempar selimut dan berlari memacu motorku di tengah hujan. Ada perasaan yang tak menentu, yang ingin aku buang dan aku lempar ke suatu tempat dan aku tak perlu mencarinya lagi, tak perlu menoleh untuk kembali.   Dalam bising mesin dan hujan yang menyatu aku bertanya-tanya “akan ke mana aku? Apa aku sadar memacu motor ini di tengah hujan?” Setelah dua perempatan lampu merah aku menepi. Jalanan masih sepi sekali, warung-warung angkringan sudah sepi dan memindahkan gerobaknya. wajahku basah oleh air hujan. Pakaianku juga ikut basah. Jalanan juga basah, mobil-mobil melaju cepat menyisakan cipratan air sana-sini di trotoar jalan. Aku sekarang seperti anak hilang di pinggir j

Kemarau Panjang

Image
Senin hari pertama masuk sekolah, hujan lebat turun. Anak-anak sekolah melipat seragam bawahannya supaya tidak terkena cipratan air hujan. Sementara aku pagi itu   duduk manis di dalam angkot bermain dengan uap air yang menempel di jendela. Kekanak-kanakan memang, tapi itu adalah hal yang menyenangkan. Aku melihat pohon-pohon yang meringis ditimpa air hujan di pinggir jalan sana, daun-daunnya malah rontok berjatuhan. Barangkali hujan pagi ini sedikit kejam. Tapi betapa bahagianya, karena aku membayangkan senin ini bebas dari upacara bendera. Kuhapus semua coretan di jendela angkot itu. Jendelanya sekarang bersih seperti cermin. Dari pantulan jendela, aku melihat anak lain memerhatikanku, dia mengenakan jaket merah dan seragam putih yang sama sepertiku. Aku melihat rambut pendeknya sedikit basah dengan payung panjang di sebelahnya. Saat turun dari angkot dan hendak membayar. Aku melihat anak laki-laki berjaket merah itu bersalaman dengan wanita paruh baya yang duduk di sebe

Later

Image
Post content later :)